Sunday, August 7, 2016

MAHASISWA INSPIRATIF | CUM LAUD DI TENGAH KETERBATASAN EKONOMI


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menuju masa depan, terutama sebagai modal untuk melanjutkan kehidupan yang nyata di tengah - tengah masyarakat. Dengan pendidikan pula integritas seseorang bisa dinilai baik secara intelektualitas maupun kualitas. Maka para orang tua berbondong - bondong menyekolahkan anak - anaknya sampai tingkat pendidikan tinggi berharap sang anak dapat meningkatkan status sosial keluarga dengan mendidikan. Namun tidak semua orang tua dapat menyekolahkan anaknya sampai tingkat pendidikan tinggi, karena keterbatasan biaya. Namun dengan semangat dan kerja keras orang tua tetap berusaha mencari biaya untuk menyekolahkan anaknya hingga lulus sebagai seorang sarjana. Berikut beberapa kisah inspiratif yang bercerita tentang para mahasiswa yang lulus dan berprestasi walaupun perekonomian keluarga yang kurang mampu.


1. BIRRUL QODRIYAH


Kisah perjuangan seorang anak buruh tani dari Bantul ini pantas dijadikan inspirasi oleh kita semua. Birrul Qodriyah merupakan penerima beasiswa bidikmisi pada tahun 2010 dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan lulus pada tahun 2014 memperoleh IPK 3,74 dengan predikat Cum Laude. Ia juga berhasil mendapat kesempatan berbicara di depan Presiden SBY dan ribuah mahasiswa bidikmisi lainnya. Selain berprestasi dalam dunia akademik, dia juga sering mengikuti lomba - lomba karya tulus dan mendapatkan berbagai juara.


2. ANGGA DWITUTI LESTARI


Terlahir dari keluarga sederhana, ayahnya adalah seroang petani Desa Margoluwih, Seyegan, Sleman, DIY sehingga membuat Angga harus bekerja keras dan hidup penuh kesederhanaan untuk melanjutkan pendidikan tinggi, beruntuk dia mendapatkan program beasiswa bidikmisi pada tahun 2010 sehingga bisa melanjutkan kuliah hingga sarjana dan lulus pada 2014 memperoleh IP 3,98 dengan predikat Cum Laude dari Jurusan Biologi Universitas Sebelas Maret (Solo). Untuk menambah penghasilan orang tua dia secara mandiri membuka usaha Jus dari bahan buah - buahan organik sehingga bisa meringankan beban orang tua dalam membiayai kuliah.


3. DARWATI


Di tengah hidup yang pas-pasan karena ayahnya hanya bekerja sebagai petani di Grobongan Jawa Tengah, tak membuat harapan Darwati untuk bisa terus melanjutkan pendidikan tinggi terhenti. Sebelum ia memutuskan untuk kuliah, dia sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan akhirnya diizinkan oleh majikannya untuk nyambil kuliah di Jurusan Administrasi Niaga Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang. Pada tahun 2015 Darwati berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya dan memperoleh IPK 3,68 dengan predikat Cum Laude.


4. PARARA WENDY INDARJO


Mahasiswa angkatan 2011 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (IPB) ini sungguh sangat luar biasa. Bagaimana tidak semua mata kuliah yang dia pelajari mendapat nilai sempurna. Pada tanggal 3 Juni 2015 lalu dia adalah wisudawan terbaik karena mendapatkan IPK 4,00 dengan predikat Cum Laude, Sempurna. Dia merupakan mahasiswa perantauan dari Sampit Kalimantan Tengah dan berjuang di Bogor. Walaupun ayahnya adalah petugas yang membersihkan semak belukar dan menyadap getah karet di hutan yang penghasilannya tidak seberapa namun tak sedikitpun menyurutkan semangat Wendy untuk melanjutkan pendidikannya hingga memperoleh gelar Sarjana dari IPB.


5. DEVI TRIASARI


Semangat untuk memperoleh pendidikan yang tinggi juga dirasakan oleh Devi Triasari, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo asal Kabupaten Ngawi yang lulus dan memperoleh IPK 3,99 dengan predikat Cum Laude, nyaris sempurna. Sebelum memutuskan untuk berkuliah, Devi sempat ingin bekerja sebagai buruh migran di Jepang karena gaji yang ditawarkan cukup tinggi untuk seorang anak dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh tani yang hanya lulusan SD, bahkan ibunya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tidak mendapatkan ijazah SD. Kedua saudaranya pun hanya memperoleh pendidikan sampai tingkat SD, kemauan untuk terus memperoleh pendidikan tak membuatnya gentar menghadapi kehidupan.


6. FIRNA LARASANTI


Terbaru pada wisuda periode II Tahun 2016 Unnes pada tanggal 27 Juli 2016 kemarin, ada sosok wanita cerdas dan visioner yang sangat menginspirasi kita semua. Firna Larasanti mahasiswa Jurusan Ilmu Politik angkatan 2012 ini lulus memperoleh IPK 3,77 dengan predikat Cum Laude. Ia sering mengikuti lomba karya tulis ilmiah, skripsi yang berjudul "Marketing Politik Pasangan Calon Walikota Semarang Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti" itu menjadi juara 1 lomba penulisan tentang otonomi daerah tingkat Provinsi Jateng. Walaupun berprestasi namun ternyata Firna adalah anak dari seorang pemulung sampah. Hidup dalam keterbatasan ekonomi tak membuatnya menyerah, kadang ia juga membantu mengumpulkan sampah - sampah untuk dijual ke pengeumpul sebagai tambahan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Dia juga pernah menjadi karyawan toko di pasar, tugasnya menjaga dan melayani orang yang ingin membeli dan pernah juga mengajar di PAUD. Sosok inspiratif ini bertekad merubah nasib dirinya dan keluarganya dengan belajar hingga perguruan tinggi dan berharap ada sesuatu yang berubah di dirinya dan keluarganya.

Tulisan sederhana yang menggambarkan semangat tiada henti para mahasiswa untuk terus belajar ditengah keterbatasan ekonomi keluarga. Tidak ada yang tidak mungkin bagi mereka, selagi masih bisa berusaha dan berdoa. Hanya modal nekat dan semangat untuk orang yang berasal dari keluarga kurang mampu dalam memperoleh pendidikan hingga sarjana, percayalah Tuhan akan selalu mebukakan pintu - pintu rezekinya dari cara yang tak terduga.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2017 MBLOGOBLOG