5 AKSI DEMO MENOLAK UBER TAXI DI BERBAGAI NEGARA. SAMA SEKALI NGGAK ANARKIS KAYAK DI JAKARTA
Kemarin, Jakarta dilanda kemacetan parah akibat aksi demo dari para supir taksi. Demo menolak adanya transportasi berbasi online tersebut diikuti sekitar 10.000 supir taksi. Mereka beralasan bahwa setelah adanya transportasi berbasis online mulai ramai, pendapatan mereka menurun drasti. Atas dasar pelemahan ekonomi supir taksi, demo tersebut berjalan alot hingga sampai terjadi aksi kekerasan.
Meski memang alasan ekonomi tersebut bisa dipahami, tapi sebaiknya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh supir taksi tersebut tak mengarah ke kekerasan. Daripada sampai melakukan kekerasan, bukankah lebih baik moncontoh demo menentang Uber dari berbagai negara ini? Meski demo tanpa aksi kekerasan, pesan mereka didengar loh oleh seluruh warga dunia.
1. DIWARSAWA, DEMO MENOLAK TAKSI ONLINE DILAKUKAN DENGAN TENANG. MENGHIASI TAKSI DENGAN BENDERA, DEMO YANG MEREKA LAKUKAN TAK SAMPAI MENIMBULKAN KORBAN.
Di Polandia, keberadaan taksi online juga menjadi kerugian tersendiri bagi para pengemudi taksi lokal. Semenjak adanya Uber, pendapatan mereka menurun drastis. Meski kecewa dan marah pendapatannya berkurang, tapi protes yang mereka lakukan tetap berjalan sesuai aturan.
Mereka melakukan protes dengan cara yang elegan. Tuntutan mereka bukan membubarkan, tapi mendesak pemerintah untuk mengeluarkan regulasi terkait taksi online tersebut. Itulah kenapa mereka hanya protes dengan cara memenuhi jalan dengan taksi yang dihiasi dengan bendera tanpa perlu aksi kekerasan.
2. DEMO MENOLAK UBER YANG TERJADI DI INGGRIS DIWARNAI DENGAN AKSI "JALAN LAMBAT" YANG DILAKUKAN OLEK TAKSI - TAKSI LOKAL. MESKI MACET, TAPI TAK SAMPAI MEMICU KEKERASAN.
Bahkan di negara sekalliber Inggris pun, Uber juga ditolak. Sama dengan negara - negara lain, para pengemudi taksi di Inggris merasa mata pencahariannya terganggu dengan adanya Uber yang mulai mengambil pelanggan setia mereka. Tapi meski begitu, protes yang mereka lakukan tetap tanpa menggunakan kekerasan.
Para pengemudi taksi di Inggris berkumpul dan menutup jalanan dengan cara mengemudikan taksi mereka dengan pelan. Yah, kemacetan sih tak bisa terelakkan. Tapi toh aksi tersebut lebih baik daripada melakukan aksi kekerasan yang malah meninggalkan respon negatif terhadap mereka.
3. TANPA KEKERASAN, PROTES MENOLAK TAKSI ONLINE DI TURIN BERJALAN SESUAI ATURAN. MEREKA SADAR BAHWA AKSI KEKERASAN HANYA AKAN MENIMBULKAN ANTIPATI DARI KONSUMEN.
Merambahnya penggunaan Uber di Italia juga mulai meresahkan asosiasi pengemudi taksi di Turin, Italia. Setelah adanya Uber, pendapatan mereka jadi jauh berkurang. Mereka berpendapat bahwa berkompetisi dengan Uber telah mematikan sumber pendapatan mereka. Ubar kan memang bisa memberikan tarif jauh lebih murah karena tak ada beban pajak yang mengikatnya.
Namun, protes yang mereka lakukan bahkan tak sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat. Aksi protes yang mereka lakukan hanya sebatas protes biasa. Mereka sadar, kalau protesnya sampai menimbulkan ketidak nyamanan di masyarakat, maka nama mereka sendiri nantinya yang akan tercoreng.
4. PROTES UBER DI AUSTRALIA MEMANG MENIMBULKAN KEMACETAN PARAH. TAPI PALING TIDAK, PARA PENDEMO TIDAK SAMPAI MELAKUKAN AKSI PERUSAKAN.
Aksi protes terhadap Uber di Australia juga terjadi di beberapa kota besarnya. Sebut saja di Melbourne, Perth dan Sydney. Para pengemudi taksi lokal di ketiga kota tersebut memprotes tidak adanya regulasi hukum yang mengikat jasa transportasi online Uber.
Protes yang mereka lakukan memang berjalan sengit. Bahkan aksi protes tersebut sampai melemahkan jalur transportasi di kota - kota besar Australia. Hanya saja, yang membedakan dengan Indonesia adalah di sana, protes yang mereka lakukan tak sampai menyeret, menendang, dan memukul sesama pencari nafkah.
5. DENGAN MENGUTAMAKAN KENYAMANAN WARGA, PROTES MENOLAK UBER DI TORONTO SEJAUH INI BELUM ADA AKSI DI JALAN RAYA. MEREKA LEBIH MEMILIH UNTUK PROTES LANGSUNG MELALUI JALUR PARLEMEN NEGARA.
Cara protes yang paling dewasa adalah cara yang dilakukan oleh asosiasi pengemudi taksi di Toronto, Kanada. Meski memang mereka merasa sangat terganggu dengan adanya Uber, tapi toh mereka tak langsung naik pitam kala penghasilan mereka berkurang.
Karena mereka taat hukum, cara protesnya adalah dengan mengadukan kepada anggota parlemen. Mereka meyakin bahwa parlemen akan memberikan keputusan yang lebih manusiawi. Disamping itu, mereka juga punya moto untuk mengutamakan kenyamanan warga. Jadi sejauhi ini belum ada aksi besar - besaran yang menimbulkan kepanikan. Salut dengan kedewasaan cara berpikir mereka.
0 komentar:
Post a Comment