Sunday, April 3, 2016

WASPADA SEBELUM MEMBERI IMUNISASI PADA ANAK


Bukan bermaksud untuk mengajak pembaca untuk anti imunisasi atau vaksinasi. Terlebih bagi para orangtua muda yang memiliki buah hati dimana sangat penting membentengi mereka dari resiko terserang penyakit (genetik atau bakteri/virus berbahaya). Banyak diantara kita yang merasa harus ekstra berhati - hati memberikan hal terbaik bagi generasi penerus kita, tidak jarang karena kelalaian orangtua memberi vaksin tertentu, maka pada masa dewasa anak menghadapi resiko yang tidak ringan : polio, dipteri, thypus, atau mungkin meningitis / mumps / rubela, hepatitis dan masih banyak lagi.

Link dibawah ini menunjukkan betapa seriusnya masalah autisme di tingkat Internasional :



Bahkan pemerintah-pun dengan segala upaya secara berkala memprogramkan imunisasi bagi anak balita di seluruh pelosok negeri, semata - mata demi menjaga kemungkinan para generasi penerus bangsa dari serangan / gangguan penyakit berbahaya, karena jika tidak digalakkan akan menimpa generasi mendatang. Kemungkinan buruk dari sisi kesehatan dan akibatnya muncul generasi tidak siap melanjutkan kelangsungan bangsa.

Di sisi lain, pemerintah kita berfikir atau terbesit bahwa vaksinasi atau imunisasi tertentu juga tidak lepas dari kemungkinan resiko ? Diantara pembaca pasti pernah mendengar anak kerabat atau saudara dari teman, mengalami gejala tidak semestinya menyusul diberikannya imunisasi tertentu. Demam yang tidak kunjung turun, kelumpuhan temporer atau hal - hal negatif lainnya. Beruntung jika pengalaman itu segera diketahui dan dapat ditanggulangi segera setelah gejalanya terjadi. Bagaimana kalau justru sisi negatif atau resiko itu dialami jauh hari setelahnya. Mungkin bulan atau bahkan tahunan pasca pemberian imunisasi. Hal itulah yang saya maksud, mari kita waspadai.

AUTISME


Autisme adalah sejenis penyimpangan / kelainan yang terjadi pada seseorang, yang sampai saat ini para pemerhati dan praktisi kesehatan masih bersilang pendapat mengenai definisi Autisme. Banyak diantara mereka berpendapat ada andil pemberian imunisasi tertentu sebagai pencetus autisme pada anak, tetapi yang berpendapat bersebrangan juga tidak kurang jumlahnya. Pihak yang kontra menganggap autisme adalah kejadian insidentil yang secara tidak langsung berhubungan dengan imunisasi. Mereka mengajukan hasil penelitian bahwa kecurigaan Thimerosal dalam kandungan vaksi sebagai penyebab autisme tidak terbukti. Dalil lain ; ternyata berbagai penelitian telah membuktikan bahwa Imunisasi tidak menyebabkan autism. Dari pihak yang pro juga tidak kalah kuatnya, mereka menunjukkan bukti bahwa sejak maraknya produksi vaksin MMR, hepatitis B dan HiB, sejak saat itu pula kecenderungan penyandang autisme trend-nya meningkat, terutama di daratan Amerika, dimana produksi vaksin itu bermula. Sebagai gambaran, Thimerosal adalah pengawet vaksin yang berbahan mercury (logam berat), dimana sifat dasarnya mengendap di bawah cairan pelarut. Idealnya, pada saat tabung akan digunakan / larutan akan dikeluarkan, harus didahului dengan proses pengadukan, sehingga thierosal tercampur merata. Bagaimana kalauu proses ini dilanggar? thimerosal tetap mengendap, kemudian tabung yang berisi dosis vaksin untuk beberapa puluh anak akan tetap aman sampai pada saatnya anak terakhir mendapatkan vaksin dengan kadar thimerosal yang maksimum.

Resiko itulah yang pernah saya dan keluarga alami. Anak saya yang ke-4 beberapa hari setelah mendapatkan vaksin hepatitis B, mengalami demam tinggi dan setelah diperiksa dokter serta mendapatkan pengobatan anti demam (antibiotik), demamnya reda, tapi lama setelah itu perkembangan kemampuan sosialnya seolah berhenti. Dia pada usia yang seharusnya mulai mampu berkata - kata, tidak dia alami, bahkan seolah - olah tidak kenal siapapun di sekitarnya termasuk kedua orangtuanya sendiri. Cara berkomunikasi terbatas dengan menarik tangan orang di dekatnya, atau meracau tidak berarti, menyakiti diri jika kehendaknya tidak dituruti, dan yang paling ekstrim hampir pada tiap tengah malam menjerit - jerit seperti menahan sakit yang luar biasa, sementara siapapun tidak ada yang mengerti apa yang dia rasakan. Selain tentu saja menggendong dan berusaha menentramkannya agar kembali tidur.

INILAH TIPS DALAM MEMBERIKAN VAKSIN PADA ANAK

 
Hendaknya para orangtua berjaga - jaga sebelum memberikan imunisasi jenis : hepatitis B, MMR, HiB, dimana kita perlu memastikan anak dalam keadaan fit/ tidak sedang sakit. Berikan vaksin hanya pada anak yang sudah memiliki kekebalan cukup (usia sekolah), jika masih meragukannya, waspadai apakah dari pihak ayah atau ibu tidak memiliki alergi (asthmatis, jenis ikan atau benda tertentu). Jika kita merasa disisi ini punya resiko, cukuplah pemberian vaksin dibatasi pada jenis yang diwajibkan saja oleh pihak berwenang. Kita tidak perlu rendah diri jika anak tidak diberi vaksin hepatitis B atau MMR, karena kalau kekhawatiran kita mengatakan iya, tetapkan toh banyak diantar yang tidak mendapatkannya mereka aman dan sehat.

Lalu bagaimana kalau terlanjur terjadi? anak kita sudah diberikan imunisasi. Maka saran yang bisa saya sampaikan, cepat ambil langkah penanganan, beberapa treathment, terapi, dietary dan suplementasi harus segera dilakukan. Semoga bermanfaat 
Sumber : http://vaksindanautisme.blogspot.co.id
 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2017 MBLOGOBLOG